Sabtu, 20 Februari 2010

Rahasia kepintaran orang yahudi

Repost hasil repost, moga bermanfaat,hehehe

Mengapa orang yahudi kepintarannya diatas rata-rata? ternyata, ada budaya baik dari mereka sendiri yang sampai saat ini masih mereka jalankan. Mau tahu jawabannya…… inilah jawabannya……

Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, “Mengapa Yahudi Pintar?”

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?”

Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.”

Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.

Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),”
ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.

Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.

Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!!!” katanya.

Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.

Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!

Anda terperanjat?

Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.

Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.

Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. “Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.

Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.

Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
“Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu.

Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!

“Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia?
Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?
(copas dari facebook temend..)

Senin, 08 Februari 2010

Permainan Nasib

Nasib vs Uang

Cahaya mentari telah menjamah dan menyapa sebagian belahan bumi, tapi kini tak pernah kujumpai sedikit pun keelokan parasnya. Butiran cahayanya yang dapat terbiaskan menjadi warna pelangi dengan sedikit sentuhan air hujan. Namun, hanya sedikit kemilau cahaya bak berlian bertebaran berhasil melewati jeruji-jeruji besi nan kian mempersempit duniaku. Yah, dunia yang bagiku hanya selebar 3x3 meter persegi, dihadang oleh teralis yang seolah-olah siap mematikan langkahku menuju kebebasan. Ironis memang, jika harus menanggung kebusukan orang lain. Tapi inilah hidupku, segelintir orang akibat himpitan ekonomi yang membuat nasib tak berpihak padanya.
***
Kondisi beristri dengan seorang anak membuatku harus membanting tulang demi menjadikan dapur rumah tetap mengepul. Spirit hidupku juga terletak pada senyum-senyum mereka. Senyum penggerak otot pemompa semangat, walau harus berpeluh. Dan keuangan keluargaku mulai membaik setelah diriku diterima di sebuah perusahaan material milik Bos Jodi -begitu dia dijuluki, aset-asetnya pun bertebaran tak terhitung lagi jumlahnya-. Awal mulanya diriku hanya sebagai buruh kasar, akan tetapi karena kinerjaku atau apalah, sehingga Bos Jodi menjadikanku sebagai salah satu staffnya. Syukur tiada henti kupanjatkan, tak kusangka ternyata tamatan SLTA pun dapat bekerja dalam ruangan berbilik-bilik dengan komputer di hadapannya. Meskipun tak ber-AC, tapi semilir angin jendela merupakan AC tersejuk yang pernah kurasakan.
Din, ini ada pesanan dari klien, tolong kamu buat rekapnya di komputer. pesan Bos Jodi saat diriku dipanggil ke ruangannya
Oke Bos,,
Dirinya sudah terbiasa dengan panggilan itu, orang- orang menganggapnya bak malaikat penolong, pemberi lapangan kerja masyarakat sekitar.
Lembar demi lembar kuketik, walau tangan kurang terampil tapi setidaknya mengetik di komputer tidak sepayah menggunakan mesin ketik. Banyak hal janggal kutemui, semua pesanan berupa kode-kode yang tidak wajar untuk penamaan barang-barang material. Mungkin ini hanya kebodohanku semata. Setiap tugas kulaksanakan dengan sungguh-sungguh. Diriku telah dilanda euforia terhadap Bos Jodi, kegaguman yang berlebih membuatku ingin mempersembahkan hasil kerja terbaikku.
Din, tlng ke ruang sy skarang. SMS pendek dari Bos Jodi baru saja kuterima.
Bergegas aku ke ruangnya, dengan perasaan was-was. Adakah yang salah dengan kerjaku seminggu ini??
Pori-pori tanganku terus saja mengeluarkan ludah asinnya, ekspresi kepanikan yang bergejolak. Baru tiga kali kuketuk pintu.
Ya, masuk saja Din. Suara Bos Jodi menggema dari dalam
Di dalam ruangnya kulihat seorang wanita cantik terduduk di sudut sofa sedang sibuk membetulkan kerah bajunya dan beberapa buah kancing yang terlepas, sepatunya pun tidak berada pada tempatnya, sepertinya ia buru-buru menanggalkannya di kolong meja. Lain halnya dengan Bos Jodi yang tetap setia dengan kursi kebesarannya, meski pakaiannya terlihat berantakan.
Wow,,sepertinya baru saja terjadi affair… gumamku dalam hati.
Memang sudah tradisi, bahkan menjadi simbiosis mutualisme. Para wanita selalu silau dengan kemilau harta yang diimbangi dengan para penguasa penggila raganya.
Duduk saja Din. Kursi itu sudah menunggumu. Oya, kenalkan dia Resti, sekretaris baruku. Tunjuknya pada wanita tadi. Sedikit senyum menggoda dilemparkannya kepadaku, tapi coba kubalas dengan anggukan santun, seolah tak sedikit pun diriku tertarik padanya.
Yah,, mungkin lama-lama kalian akan kenal. tegas Bos Jodi mengendurkan ketegangan urat kelelakianku, maklum saja mana ada laki-laki tahan dengan wanita se-asoy dia.
Dari situ tak kuduga ternyata Bos Jodi kembali menaikkan jabatanku sebagai manajer salah satu perusahaannya. Cukup drastis memang. Diriku akhirnya dapat menata ekonomi keluarga lebih layak bersama istri tercinta dan seorang buah hati yang beranjak balita. Kami juga tak perlu lagi kucing-kucingan dengan pemilik kontrakan saat tagihan tiba. Yah, kredit macet di keluarga kami telah cair.
Namun, ternyata permainan baru saja dimulai. Pernah suatu pagi kujumpai Bos Jodi sebegitu marah pada salah satu kuli panggulnya akibat tidak sengaja menjatuhkan satu sak semen yang membuat serbuk-serbuknya bertebaran. Akhirnya kuketahui bahwa ia bernama Samin. Akan tetapi belakangan tersiar kabar ia telah dipecat Bos Jodi semenjak kejadian itu. Mungkin ini pertanda sang macan mulai mengeluarkan taring dan siap menerkam buruannya.
Guna mencari jawab, kuikuti suara intuisiku. Iseng-iseng kucoba merekapitulasi ulang apa yang dilakukan Samin. Betapa terkejutnya mendapati apa yang kutemukan saat itu, dua bungkusan berlapis kertas minyak. Walau hanya tamatan SLTA, tapi aku tidak sebodoh itu untuk dapat membedakan daun ganja dengan daun lainnya. Bisnis ini haram dan harus segera dihentikan. Kamuflasenya sangat rapi. Dibalik sikap manisnya tersimpan suatu kebusukan. Perasaan dilematis terus menghantuiku, memikirkan nasib keluarga agar perut tetap terisi dengan keharaman bisnis Bos Joni yang kujalani .
Paginya aku kembali bekerja berusaha menetralisir keadaan sambil memikirkan langkah ke depan. Akan tetapi, ternyata secara tidak sadar sepasang mata telah mengintaiku saat kejadian itu. Bahkan demi menutupi kebusukannya, tuduhan pemalsuan data pun di alamatkan kepadaku. Akal liciknya terlatih untuk bergerak cepat.
Selamat Siang Pak,, berdasarkan berkas yang kami terima. Bapak kami tangkap karena dugaan pemalsuan data keuangan. Sehingga untuk sekarang Bapak kami mohon ikut ke kantor.
Pemalsuan data??!!
Sumpah demi Allah, saya tak pernah melakukannya. Ini fitnah…!!
Untuk alasan selanjutnya, bisa Bapak jelaskan di kantor. ujar para petugas itu tanpa mengindahkan pembelaanku. Tubuhku terus saja meronta, tetapi tetap saja tak kuasa menahan tenaganya yang memang sudah terlatih. Sungguh fitnah memang tak pernah adil. Mereka pun lantas menggelandangku bak buronan kelas kakap. Dari kejauhan tampak Bos Jodi terlihat berjabatan dengan salah seorang petinggi aparatur negara. Senyum kemenangan tampak mengembang di bibirnya. Para aparatur yang seharusnya menjadi pengayom ternyata tak dapat berkutik, karena mulutnya telah dipenuhi dengan segepok rupiah oleh Bos Jodi. Untuk sesaat pun kepalaku terasa pening. Pengadilan demi pengadilan kulalui dengan perasaan gamang. Tubuh ini seperti tak bertuan, jasad bergerak, tapi otak dan hati serasa mati. Nasib memang selalu berpihak pada tuan beruang tanpa memandang keadilan. Nasib pula lah yang membawaku kesini. Akan tetapi setidaknya aku masih memiliki seorang istri yang setia, meski akhir-akhir ini dirinya disibukkan dengan pekerjaan barunya demi menyambung hidup.
***
Setahun sudah kujalani hidup di pengasingan ini, demi menebus suatu kesalahan semu. Sebenarnya sudah seberapa bobrok negeri ini, sehingga kejujuran tak lagi dihiraukan. Hati pun tak pernah ikhlas menjalani. Hanya sebaris doaku agar pintu keadilan segera dibuka.
Din, ada piaraan baru lho… ujar Deni, teman sebilikku.
Hah, siapa??
Tuh, lihat saja, tapi jangan heran kalau kamar nya VIP, nggak seperti kita
Sejurus kemudian kuarahkan pandanganku pada seorang pria yang masih terduduk canggung, walaupun sisa-sisa seorang penguasa masih tampak didirinya. Ia juga mengingatkanku pada sesosok monster mesin pembunuh, telah banyak korban yang ia bunuh karakternya., termasuk diriku. Tak salah lagi, ia adalah Bos Joni. Mungkin Tuhan mulai menampakkan keadilan dan kekuasaanNya. Bahkan ingin rasanya, hari ini aku menjadi Malaikat Izrail yang mencabut jiwa busuknya untuk dipertanggungjawabkan. Namun, ternyata untuk sekadar menyentuh bajunya pun, aku tak mampu. Sederet pagar besi yang kokoh telah menghalangi niatku. Penasaran ingin kuketahui sebenarnya kasus apa yang mengirimnya ke lembah ini. Bukankah dengan segudang hartanya ia bahkan mampu membeli nasib??
Din, kamu pasti mau baca ini. Deni membuyarkan lamunanku seraya menyerahkan selembar koran.
Pada headlinenya tertulis Kalap, Seorang Pengusaha Bunuh Selingkuhannya.
Di situ juga terpampang foto korban. Seorang wanita yang menurutku sangat cantik, serta figur ibu yang baik dan penyayang anaknya. Yah, semuanya kini telah terlambat, meski jawaban telah kudapat. Perasaan di hati berkecambuk begitu hebatnya, bersamaan dengan itu muncul lintasan-lintasan siluet wajah mungil tak berdosa membuat kepala terasa kian berputar bagai gasing. Dan tiba-tiba semua berubah menjadi hitam.

Sabtu, 06 Februari 2010

Woow...I love at first sight^_^

Sebenarnya saya bukanlah seseorang yang berpedoman love at fist sight. Akan tetapi pada kejadian ini, saya tidak memungkiri bahwa hal itu memang terjadi pada hidupsaya, dan alhamdulillah membawa hasil positif..Dan catatan ini dibikin bukan untuk tujuan pamer atau apa, akan tetapi saya hanya ingin share bahwa anything is possible,,sejauh cara untuk meraihnya masih realistis…lets read my note:

Saya mengenalnya pada saat masih duduk di kelas 3 SMA, entahlah angin apa yang membawanya hingga dia senantiasa terekam di memoriku pada waktu itu. Masih lekat dalam ingatan, waktu itu sedang berlangsung presentasi anak2 UGM, sangat beruntung kelasku mendapat jatah presentator Mbak DA, salah satu kakak kelas yang dikenal multitalent. Beliau menerangkan banyak hal termasuk salah satunya ttg beasiswa…Woow,tak sedikit pun penjelasannya terlewatkan, termasuk beasiswa Tanoto Foundation (TF). Sepulangnya, gak tanggung2 saya langsung search, padahal masuk UGM pun juga belum, hehe…yah, mungkin pada waktu itu lah saya merasa love at first sight, dan berlanjut hingga sekarang (jadi, jangan disalah artikan lhow..:-D)..Lanjuut..

Dan alhamdulillah akhirnya saya diterima di UGM, dan untungnya saat buka web, dibuka pendaftarannya. Salah satu syarat untuk maba harus terdapat legalisir raport SMA, dan untuk ini saya meminta tolong pada seorang teman (adik kelas), karena deadline semakin dekat dan akhirnya berhasil. Namun, dia kini melanjutkan studinya di Bali, sehingga saya belum sempat berterimakasih padanya. Nah, satu persatu permasalahan selesai,akan tetapi saya sempat di-underestimate kan saat minta ttd pada dekanat, beliau menganggap bahwa saya belum pantas melamar beasiswa ini, karena masi maba dan belum menghasilkan karya apapun…Lha, PKM aja gak tau, kok beraninya nglamar beasiswa kaya gini..begitu beliau berkata. Dan statement beliau ini semakin mendorong saya untuk bisa lebih maju dan membuktikannya. Sebenarnya saya juga sangat pesimis pada waktu menyerahkan aplikasinya, yah Lillahi Ta ala saja…

Beberapa bulan saya nanti tidak ada kabar, hingga saya rasa sepertinya memang bukan jatah saya. Namun, pada saat suasana hati sedang tidak enak, tiba2 saya mendapat kabar lolos untuk psikotes…Masya Allah, benar2 di luar dugaan, bahkan kaki ini tiba2 terasa ringan seperti mau terbangg…(haahh…lebbay…)

Bersama dengan ke-4 orang kakak tingkatku, kami berusaha menggempur pertahanan benteng Takashi..eh salah ding, maksudnya Tanoto..hehe,

Setelah psikotest, seperti biasanya lama nian tak terdengar kabar..hingga tiba waktu responsi semester 2..dan alhamduliillah kami ber-5 lolos untuk tahap terakhir, Wawancara..Masih sangat lekat juga, pada saat itu tanggal 3 Juni 09, saya sedang responsi 2 makul dan sekitar pukul 11.30 WIB, saya harus pula melakukan wawancara. Fiuuhhh..naik ke lt 3 rektorat memang membutuhkan tenaga ekstra, apalagi untuk orang2 yang sehabis ujian dan belum makan..Tapi, semangat gak boleh hilang, sesampainya di sana saya diberikan oleh Mas Abas (salah satu sosok yang saya kagumi karena prestasinya, selain itu beliau juga penerima TF) formulir yang harus diisi, tapi saya isi dengan asal2an karena otak saya telah jenuh akibat ujian. Di wawancara, saya ditantang ileh Ib. Ratih untuk dapat menghasilkan karya, karena hobi sya menulis..maka beliau menyuruh saya membuat sebuah cerpen dalam waktu 30 menit…Wooow yang benar saja Bu,,,>.<

Semua yang ada saya keluarkan, jika tidak salah saat itu saya membuat cerpen berjudul Tragedi Itu…. Karena saat itu belum lama dari pemberitaan tragedi pesawat jatuh..Entahlah, yang berlalu diarlah, dan hanya tinggal istighfar,

Pemmberitahuannya pun sangat lama,,sepertinya hampir setahun, dan alhamdulillah kami ber-5 lolos. Padahal saat itu saya hanya berharap bisa mendapatkan beasiswa, tidak TF juga tidak apa2 yang penting bisa membantu financial orangtua. Karena suda di ujung rasa pesimis jika untuk TF. Seperti tidak dapat dipercaya, tapi inilah kenyataan..

Kenyataan bahwa Allah senantiasa memberi yang lebih dari yang kita minta, asalkan kita juga berusaha dan mematuhi aturanNya. Smangadh kawan…Mari berburu beasiswa,hohoho^^