Sabtu, 05 November 2011

Pacaran Islami ?! Emang Ada ?!

Sttt, tema kali niy adalah tentang pacaran. Nah kalo buat kamu yang nggak begitu jelas dengan apa sih itu aktifitas pacaran, (hee.. emang ada ya hare gene yang nggak ngeh apa itu pacaran), itu tuh, cowok ama cewek yang saling tertarik, trus mengikat janji sehidup semati, alah, ...kaya` udah jadi suami istri ajah.

Fiuhhh, ngemengin tentang cinta emang nggak da matinya, pasti semua bakalan cling deh semangatnya. Termasuk yang baca kali`, heee.... Virus cinta emang sudah melanda siapa aja yang berjudul manusia yang punya rasa cinta dan kasih sayang.

Nah, Nah cilakanya, tren pacaran udah kya sante ajah tuh ditanggapi ama orang- orang sekitar kita, walopun anak ato tetangga mereka tuch belon pada nikah. Dalam pikiran mereka, yaah wajar laah, namanya juga remaja. Tren nya pun macem- macem, Dari mulai yang backstreet, karena takut ketahuan sama ortu, sampai yang berani tanpa tedeng aling-aling. Mulai cuma jalan berdua sambil pegangan tangan, pokoknya kumplit dari mulai level beginner, intermediate, ampe yang master banget.

Nah, masalahnya ada beberapa may be dari kamu yang udah tau kalo pacaran adalah nggak boleh, cuman masih pada ngeles dengan bilang en ngasih lebel hubungan mereka dengan `pacaran islami`.

Hee.. lucu ya? emang!!.

Tapi kamu ngakuin ato nggak, bahkan hati kamu lebih dari tau kalo semua tuh sebenarnya cuman sekedar kya upaya buat melegalkan aktivitas baku syhawat ce co non mahram. Artinya kamu pengen Islam, tapi pengen pacaran juga? ada-ada saja!

Pren, dalam islam tuh nggak ada istilah pacaran, alias hubungan dekat ampe yang begituh- begituh ( Jadi nggak enak nyebutinnya nich) kalo kamu belum nikah. Maksiat is maksiat. en tentu ajah dosa.

Jangan dikira ye, karena kamu bilang toh aktivitas pacaran kamu nggak sebrutal yang laen- laen. Kan aku pacarannya tetep pake jilbab, dia kan juga pake baju koko dan berjenggot, trus kan juga mojoknya di masjid. Mangkanya disebut pacaran Islami en kali ajah malaikatnya amnesia gituh nulis di catetan dosanya. Heleh.. yang bener ajah mamen. dikau telah salah besar kisanak!!

Pren, gimana kalo kita lebih belajar lagi soal aturan Allah subhanahu wata`ala. biar entar, jangan sampai aktivitas maksiat berubah jadi halal soalnya gara-gara pake embel-embel Islam. Nggak bisa plus nggak bener tuh. Nah kalo gini ya ceritanya, kan kita pada tau tuh kalo daging babi adalah haram, trus kalo ada yang nyembelihnya nyebut nama Allah bakal jadi halal gituh, en disebut daging babi islami? Ya nggak laaaaah!!

So, nggak ada istilah pacaran islami, pren. Dosa is tetep dosa. Kali kita nganggap semua itu pacaran islami karena semangat kita gedhe tentang islam tapi miskin ilmu tentang islam itu sendiri. Jangan salah, yang kya gini juga bahaya loh. Bukan apa-apa, mencintai Islam nggak cukup modal semangat yang menyala. Ilmunya juga kudu dipelajari. Nah biar kamu jadi sayang en ngerti islam, mangkanya kudu tuh yang namanya kenalan dulu. Kan nggak kenal maka nggak sayang toh. En supaya kamu semua bisa sayang, bahkan ikut ngebelain kalo ada orang yang berusaha memadamkan cahaya Islam, salah satunya ya kudu belajar ilmu islam tadi.

Kalo kamu ngaku muslim, so pasti ada konsekwensinya dunk. salah satunya aja, ngejaga diri biar nggak nodain Islam dengan kreativitas aktivitas maksiat, ya kya `pacaran islami` tadi contohnya.

Kalo kamu dilanda cinta, kan nggak mesti diwujudkan dalam bentuk pacaran. InsyaAllah masih banyak cara laen yang lebih di ridhoin sama Allah. Entar, sabar..kalo dah abies ijab kabul. Kan Kamu muslim...kan?

(NayMa / Voa-islam.com)

Sabtu, 22 Oktober 2011

Menghadapi Fluktuasi Mood

Hayy guys, udah lama ni gak share di blog mungkin dikarenakan kesibukan ataupun beberapa teman mungkin sedang mengalami kegalauan mahasiswa tingkat akhir^^

Berbagai aktivitas tersebut tak jarang membuat kejenuhan yang luar biasa dalam diri kita, sehingga terkadang tidak kita sadari kita menjadi sosok yang sangat “flammable” (baca: mudah marah), maupun perubahan mood secara tiba-tiba,hmm…

Kondisi ini sangat mengganggu kalo datang di saat yang tidak tepat, bisa-bisa orang disekitar kita akan terkena “semprot” sebagai imbasnya. Yah, mungkin ada beberapa tips yang bisa membantu untuk mengurangi kejenuhan ini:

- Pertama, selalu lakukan berdoa di setiap memulai rutinitas kita, meskipun itu sesuatu yang sangat kita tidak sukai. Tapi memang sih, tidak dipungkiri berdoa pun kadang memang kita sering lupa, so,, berdoalah selagi ingat jangan tunda-tunda lagi. Siapa tahu Allah akan memberikan keberkahan di pekerjaan yang kita lakukan.

- Cintai apa yang anda kerjakan, agar perasaan “cinta” ini berjalan sebagai mana mestinya, maka pikirkan segala sesuatu yang positif dari pekerjaan yang anda lakukan, entah itu apa yang akan manfaat yang anda pribadi dapatkan maupun hal lain yang dapat anda share serta nberguna bagi orang lain.

- Anggap apa yang anda lakukan sebagai suatu pengalaman dan tantangan sebagai proses pendewasaan diri anda. Anda tidak akan mendapatkan kesempatan yang sama persis untuk apa yang dikerjakan, sehingga kerjakan itu secara maksimal.

- Jangan pernah menganggap apa yang dilakukan orang lain lebih menyenangkan dari apa yang anda lakukan SEKARANG, karena itu hanya akan menurunkan tingkat semangat anda.

- Bersemangatlah dalam melakukan aktivitas apapun itu sejauh membawa sesuatu yang bermanfaat.

Mungkin itu sedikit tips untuk menghinndari kejenuhan tingkat akut saat beraktivitas, ya, refreshing sedikit bolehlah untuk mengembalikan kesegaran otak kita. Kalo tertarik ya monggo dilaksanakan, apa yang saya kemukakan di atas bukan harga mati kokk.. teman2 bisa mengimprovisasikannya dengan trik teman-teman sendiri.. good luck^^

Selasa, 06 September 2011

Artikel curhat "Aktivitas puasa nagapain aja"

Membantu Mengajar TPA

Bulan Ramadhan telah tiba, usaha apa saja yang kita lakukan untuk menyambutnya?? Yah, pertanyaan ini kerap kali muncul dan senantiasa mengingatkan kita untuk berlomba-lomba menjadi pemburu ibadah di bulan suci ini. Bahkan beberapa orang berusaha mengurangi aktifitas mereka yang bersifat duniawi untuk dapat lebih banyak beribadah dan berburu pahala. Dan tentunya bagi kita para pelajar, fenomena ini tidak dapat kita lewatkan begitu saja. Masih banyak kegiatan menarik yang dapat kita ikuti sekaligus beramal dan menambah pengalaman kita , misalnya mengikuti bakti sosial, lebih giat mengikuti pengajian, membantu ngajar TPA, dan masih banyak lagi.

Dalam Bulan Ramadhan ini, kita sebagai umat muslim memang diwajibkan untuk berpuasa, akan tetapi berpuasa bukanlah waktu untuk bermalas-malasan yang hanya bersantai sambil menunggu saat berbuka tiba. Kondisi badan yang lemas dan ngatuk sering menjadi alasan untuk enggan melakukan berbagai kegiatan. Namun, sebenarnya puasa akan terasa lebih ringan jika kita melakukan berbagai aktifitas, karena rasa ngantuk dan lemas akan hilang seiring dengan padatnya jadwal kita. Gak percaya?? Bisa dibuktiin kog... Jika bingung mo ngapain, membantu mengajar TPA merupakan salah satu kegiatan menarik yang dapat kita lakukan selama puasa, kita dapat mengisi waktu luang kita sekaligus menunggu berbuka puasa. Meskipun kita masih pelajar, gak ada salahnya melakukan kegiatan itu, kita dapat mengajar dan sharing dengan adik-adik yang usianya di bawah kita, selain itu kita juga dapat mendidik mereka mengenai beberapa akidah dan norma-norma yang baik dalam beragama sehingga dapat tertanam dalam diri mereka. Hal ini bisa dilakukan melalui dongeng kisah-kisah para nabi maupun contoh tindakan secara langsung, di sini kita juga dituntut untuk memperdalam ilmu kita, sehingga kita bisa sekaligus belajar dengan mencari referensi yang sahih tentunya.

Dengan mengajar TPA, kita tidak perlu khawatir dengan tersitanya waktu belajar kita, karena di Bulan Ramadhan ini biasanya kita mendapat keringanan dari pihak sekolah untuk pulang lebih awal, belajar juga dapat kita kerjakan sehabis tarawih atau tadarus. Mengajar TPA juga dapat membantu menguji kesabaran dalam menghadapi anak-anak di bawah usia kita. Jika ada beberapa hal yang sekiranya tidak bisa kita handle, dapat kita tanyakan pada pengajar tetapnya, karena kita tidak bekerja sendiri. Tentunya kita mengajar secara sukarela, dan yang penting adalah luruskan niat yang hanya didasari mengharap ridho Allah semata, demi membangun generasi penerus yang bermoral dan berakhlak mulia. Mari berburu pahala di Bulan Ramadhan, Guys!!

Holland… Let pursue it!!


Yah bukan apa-apa ini hanya sekedar kisah seseorang yang hanya ingin pergi bersekolah ke luar negeri dengan membawa kebanggaan dan berbagai prestasi lainnya tentunya. Agar kelak dapat dikenal sebagai anak rantau yang sukses. Dan kali ini diriku sangat ingin menjadi “abnormal golongan kanan” orang-orang yang dengan kreasinya mampu mengubah dunia menjadi lebih indah dan nyaman ditinggali, Yah, Mark Zulkerberg telah membuktikannya…. Waktu yang tidak pernah tidur pasti dapat menjawab segala kegalauan kita,,namun itu semua tidak pernah lepas dari kerja setiap mikro bahkan nano meter otak kita yang senantiasa berusaha untuk memperluas permukaannya atau dengan kata lain gak pernah ada hasil tanpa didahului kerja keras…bukankah Allah sudah memberikan hak prerogative kita selama di bumi untuk memanfaatkan akal sebaik mungkin dalam urusan duniawi???

“setiap orang-orang yang berhasil pasti pernah gagal, tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali..dan dengan semangat bangkitnya itu mereka bisa membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi orang yang berhasil”…nah begitulah kira-kira kutipan kata dari bpk Fatan Fantastic waktu itu. Now, what can we do? Kalau kita hanya stagnan seperti ini saja pasti tidak bakal ada perubahan yang dapat kita bikin, malahan kita yang dirubah oleh dunia. Yah, mungkin saat ini saya masih sangat jauh dari yang namanya sukses. Tidak ada kata terlalu banyak untuk suatu impian yang ingin dicapai.

All about me^^ (blak-blakan..) -part 1-

(1 September 2010)

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Yach kata ini merupakan kata terindah untuk mengawali sesuatu, di mana do’a selalu tercurah dari kita untuk orang lain, subhanallah begitu indah Islam ini, andai tiap orang dapat mengamalkannya dan tidak hanya memaknai ataupun mengerti.
Entah dari mana munculnya ide ini, tapi kali ini aq ingin bercerita sedikit tentang perjalanan hidupku. Dan pastinya berasal dari sisi-sisi yang kuketahui, karena seperti analisis seseorang bahwa ada beberapa bagian yang diri kita yang lebih diketahui oleh orang lain. Jadi harap mohon maaf jika mungkin ada beberapa kata yang dirasa lebay,hehehe...

Eeng ing engg....teretetteteett.... (terompet pembukaan)
Aku dilahirkan tanggal 14 November 1990, sebagai anak pertama tentunya aq menjadi seseorang yang begitu dinanti-nantikan dalam perkawinan kedua orang tuaku. Meskipun pada saat itu kondisi perekonomian orangtuaku masih dalam kategori sangat memprihatinkan. Masih tinggal bersama nenekku dan ayahku belum memiliki pekerjaan tetap, sehingga sebuah klinik kecil telah cukup menjadi tempatku membuka mata untuk pertama kali mengenal aroma dunia. Sepertinya orang tuaku telah memprediksiku seorang laki-laki, karena nama untuk seorang bayi laki-laki yang indah telah hampir 100% disiapkan. Namun, hanya Allah lah yang mampu memutuskan, seorang bayi perempuan mungil, telah mengawali kebahagiaan orangtuaku di hari itu. Sehingga spontan, berasal dari plesetan nama Aditya, ortu ku memberiku nama Anindya, lantas nama belakang Novika berasal dari bulan November dan Ika (karena anak pertama). Hmmm....jadi deh namaku,suiitt...suitt...:-P

Meskipun saat itu hidup serba kekurangan, tapi ortuku tetap berusaha memberikan gizi yang ekstra untukku. Saat masih kecil wajahku memang cenderung agak bule, entah karena efek rambut pirang atau warna kulit, dan itu membuat diriku cukup berbeda dengan teman-temanku,,,sehingga ejekan dan cemoohan kerap kali dilontarkan teman-temanku...mereka selalu mengatakanku sebagai orang bule,, hal itu sangat membuatku jengkel waktu itu. Bahkan saat itu ada salah seorang temanku yang aq hajar sampe jarinya berdarah nyaris putus, alhasil kena semprot deh aq dari kakak-kakaknya, memang sih dia punya banyak kakak...tp curang ah,aq kan gak punya kakak, jd gak ada yang membelaku, padahal dia duluan yang memulai...huupphhhff, diriku terus menggerutu tanpa berani protes. Dan hal seperti itu sangat sering dialami, yah dimarahi oleh kakak2 temanku...padahal kan yang salah adiknya duluan,,sabar deh...mungkin ini salah satu tidak enaknya menjadi anak kecil yang tidak punya kakak.

Waktu terus berputar, kira-kira usia 5 tahun aq masuk TK. Maklum deh mungkin TKq termasuk pelosok,jadi teman-temanku pun juga anarki, lho maksudnya?
Memang, kala itu kebanyakan kami berasal dari latar belakang keluarga menengah ke bawah, tak terkecuali diriku. Mereka adalah anak “mandiri”, maksudnya hidup dalam kebebasan dan tanpa pengawasan ortunya. Sehingga mereka sangat sulit diatur, bahkan jika ada yang bertengkar bisa sampai berdarah-darah...Wow, duniaku memang keras dari kecil. Sedari kecil orangtuaku memang sangat membudayakan hidup hemat, selain karena memang ekonomi keluarga masih bisa dibilang minus. Dan mungkin ini pula yang mendorongku tidak suka jajan sewaktu sekolah, dan hal ini terbawa selama sekolah hingga SMA...hmm. kalo kuliah sudah beda kondisinya, sehingga tidak bisa dijadikan perbandingan. Selepas TK, aku disekolahkan di SD N Singopuran 2,,itu merupakan SD ayahku sewaktu kecil, bahkan ada salah seorang guru ayahku yang juga masih mengajar. That’s great...!!

Masih jernih di ingatan, saat itu ada beberapa guruku yang menangis saat saya pamit untuk pindah ke SD lain di kota, karena saat itu dengan pertimbangan dengan bersekolah di kota bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Tak lama berselang, akhirnya aku bisa bersekolah dikota juga dengan fasilitas yang lebih baik tentunya. Yach, kondisi orang kota memang sudah seperti yang saya bayangkan, mereka tampak cuek dengan keberadaan anak baru, tetapi diantaranya masih ada yang memiliki iktikad baik untuk mengajakku berkenalan dan masih terekam jelas Ovi namanya, dia begitu baik menurutku. Tapi sekarang entah dimana dia, karena saat itu dia sempat pindah sekolah bahkan alasannya pun tidak begitu jelas.

Masa SD berlalu hingga saatnya diriku menapaki bangku SMP. Dengan bekal SD yang berada di kota, maka saat itu aku memberanikan diri untuk melamar SMP paling favorit di kotaku kala itu, SMP N 1 Surakarta. Test masuk menjadi persyaratan dan dengan bersemangat diriku mengerjakannya, dan saat pendaftaran merupakan momen yang tidak bisa kulupakan.

Dari SMP beralih ke SMA, SMA yang katanya merupakan masa terindah saat bersekolah, tapi memang indah sih, meskipun masih ada aspek-aspek tertentu yang masih belum kujamah.

Essay about Green Chemistry

Subtema : “Kesadaran Mahasiswa Akan Potensinya Guna Membangun Lingkungannya"

Eksistensi dan Peran Mahasiswa dalam Penggalakan Program Green Chemistry

Pencemaran lingkungan merupakan salah satu permasalahan besar di negeri yang terkenal sebagai “Zamrud Khatulistiwa” ini. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi telah membuat masyarakat kurang mengindahkan akan kondisi lingkungan alam. Kondisi lingkungan alam yang masih “perawan” pun kini mulai susah didapati. Berbagai permasalahan hidup yang hangat sekarang ini adalah dampak dari kerusakan lingkungan. Kerugian material dan moral pun tak dapat dihitung, misalnya terjadinya bencana banjir, akan berdampak bagi penyebaran berbagai macam penyakit seperti diare atau gatal-gatal. Berbagai penyakit yang berbahaya seperti kanker berdasarkan penelitian-penelitian terbaru menunjukkan akibat dari akumulasi bahan pencemar dan penyakit-penyakit ini akan menimbulkan penurunan bagi generasi berikutnya.
Demikian pula berbagai penyakit yang kian hari kian bertambah banyaknya.
Kesehatan lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap manusia, keseimbangan ekologi, dan ketersediaan sumber daya alam. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan menyangkut 17 faktor dan yang paling penting adalah pencemaran lingkungan. Lingkungan tak lagi menjadi ”sahabat” bagi manusia bila telah tercemar ( Daud JRP, 2005). Berbagai macam bahan pencemar tersebut salah satu yang paling berbahaya berasal dari bahan kimia. Penggunaan bahan kimia sebagai starting material umumnya akan menghasilkan residu yang lebih banyak dibandingkan produknya. Jika residu yang dihasilkan tidak ramah lingkungan maka dikhawatirkan dapat mencemari lingkungan dan yang lebih berbahaya umumnya bersifat sebagai racun, sebagai contoh akibat yang merugikan dari arsen bagi kehidupan manusia adalah apabila air minum mengandung unsur tersebut melebihi nilai ambang batas dengan gejala keracunan kronis yang ditimbulkannya pada tubuh manusia berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel (Herman, 2006).
Selain itu masyarakat yang belum mengenal ilmu kimia dengan baik menjadi faktor yang penting, seperti dikatakan oleh dosen program studi Ilmu Kimia Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Dr Noor Fitri MSi.,"Ilmu kimia dianggap ilmu yang sulit, abstrak, berhubungan dengan bahan kimia yang beracun, tidak dapat langsung diaplikasikan, dan lapangan pekerjaannya terbatas". Ia juga mengatakan peran ilmu kimia dalam bidang lingkungan hidup sangat besar. Isu pemanasan global, pencemaran udara, air dan tanah telah memicu pengembangan green chemistry yang berorientasi pada proses dan penggunaan bahan yang ramah lingkungan (Fitri N, 2009). Green chemistry mengembangkan kesadaran akan penggunaan bahan kimia dengan memperhatikan dampaknya pada lingkungan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk menyebarluaskan prinsip-prinsip green chemistry kepada praktisi, terutama mereka yang melibatkan bahan kimia dalam pekerjaan mereka.
Mengapa Green Chemistry dibutuhkan?
Kimia hijau atau green chemistry adalah sebuah paradigma baru yang menggiatkan rancangan proses dan produk yang bisa memperkecil bahkan menghilangkan penggunaan maupun pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya. Sedikit berbeda dengan cakupan bahasan kimia lingkungan yang mengurusi aspek-aspek kimia dalam lingkungan, maka kimia hijau lebih mengarahkan pandangannya pada persoalan mencari metode proses kimia yang lebih ramah lingkungan, mengurangi, dan mencegah polusi serta sumber polusi. Paradigma kimia hijau ini telah mengundang dan menuntun para ilmuwan untuk mengembangkan inovasi proses kimia yang menggeser, menambah/mengurangi atau memperbaharui proses kimia tradisional-konvensional menjadi lebih ramah terhadap lingkungan maupun manusia tanpa meninggalkan prinsip-prinsip optimasi proses produksi (Palgunadi, 2007). Oleh karena itu, green chemistry memiliki peranan penting karena hampir semua aspek dalam kehidupan sehari–hari berkaitan dengan produk kimia. Selain itu, perkembangan produk kimia telah menimbulkan masalah baru bagi lingkungan dan kesehatan bahkan efek-efek lain yang belum diketahui. Seperti pada pemakaian pestisida DDT, penggunaan kosmetika, pembuatan obat, dan sebagainya.
Tahun 2005, Ryoji Noyori mengajukan tiga aspek pengembangan kimia hijau, yaitu karbon dioksida superkritis sebagai pelarut hijau, hidrogen peroksida sebagai agen oksidasi hijau, dan penggunaan hidrogen dalam sintesis senyawa asimetris. Aspek-aspek tersebut menjadi jauh lebih beragam seiring dengan berkembang pesatnya gairah ilmuwan bergiat di bidang kimia hijau. Proses kimia dalam reaktor ukuran mikro, proses kimia yang melibatkan cecair ionik (ionic liquids) maupun reaksi kimia dalam pelarut multi fasa adalah sedikit contoh tambahan aspek (Noyori, 2005). Dalam pelaksanaannya Paul Anastas dan John C. Warner mengembangkan 12 prinsip-prinsip kimia hijau, yang membantu untuk menjelaskan apa definisi sarana dalam praktek. Prinsip-prinsip yang mencakup konsep-konsep seperti:
• Perancangan proses untuk memaksimalkan jumlah bahan baku yang berakhir di produk;
• Penggunaan yang aman, lingkungan-zat berbahaya, termasuk pelarut, jika memungkinkan;
• Desain proses energi efisien;
• Bentuk terbaik pembuangan sampah tidak untuk menciptakannya di tempat pertama.
Ke-12 prinsip tersebut adalah:
1. Lebih baik mencegah daripada mengobati limbah atau membersihkan sampah setelah terbentuk.
2. Metode sintetis seharusnya didesain untuk memaksimalkan penggabungan semua materi yang digunakan dalam proses menjadi produk akhir.
3. Sintetis harus dirancang untuk menggunakan dan menghasilkan zat yang memiliki sedikit atau tidak toksisitas bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
4. Produk kimia harus dirancang untuk mempertahankan keberhasilan fungsi sekaligus mengurangi toksisitas.
5. Penggunaan zat tambahan (misalnya pelarut, agen pemisahan, dll) harus dilakukan dan sedapat mungkin tidak perlu, tidak berbahaya bila digunakan.
6. Energi persyaratan harus diakui dampak-dampaknya bagi lingkungan dan ekonomi dan harus diminimalkan. Metode sintetis harus dilakukan pada suhu dan tekanan ambien.
7. Sebuah bahan mentah atau bahan baku harus dapat diperbaharui dan dimana pun secara teknis dan ekonomis dapat dipraktekkan.
8. Mengurangi derivatisasi yang tidak perlu (kelompok pemblokiran, perlindungan / deproteksi, modifikasi sementara) harus dihindari sebisa mungkin.
9. Reagen katalis (seperti selektif mungkin) lebih unggul daripada reagen stoikiometri.
10. Produk kimia harus dirancang sehingga pada akhir fungsi mereka mereka tidak bertahan dalam lingkungan dan terurai menjadi produk degradasi tidak berbahaya.
11. Analitikal perlu dikembangkan untuk memungkinkan untuk real-time, dalam proses monitoring dan kontrol sebelum pembentukan zat berbahaya.
12. Bahan dan bentuk suatu zat yang digunakan dalam proses kimia harus dipilih untuk meminimalkan potensi kecelakaan kimia, termasuk rilis, ledakan, dan kebakaran. (Anastas & Warner, 1998.)
Green Chemistry Sebagai Problem Solver
Green chemistry sebenarnya merupakan kolaborasi dari beragam disiplin ilmu kimia yang telah mapan sebelumnya. Namun, yang menjadikan dia bersinar di lingkup disiplin kimia adalah konsepnya serta lebih menitik beratkan pada residu kimia dan bebagai pengolahannya. Berbagai permasalahan dunia yang dapat diperbaiki dengan green chemistry antara lain:
1. Masalah kekurangan energi di dunia. Kondisi ini pengaruhi oleh faktor-faktor yang tak dapat diperbaharui dan berpotensi merusak lingkungan seperti karbondioksida, menipisnya lapisan ozon, dampak penambangan serta bahan beracun di sekitar kita. Permasalahan ini dapat menjadi pendorong dalam pembuatan energi alternatif seperti photovoltaics, rekayasa bahan bakar hidrogen, bahan bakar nabati atau biologis dan yang lainnya. Selain itu gerakan green chemistry lain ialah meningkatkan pemakaian katalis yang tepat dan mampu mengefisienkan pemakaian energi. Sebab jika alur proses sintesis dapat dipotong otomatis pemakaian energi dapat dihemat.
2. Masalah perubahan iklim global, antara lain perubahan iklim, kenaikan suhu lautan, kimia stratosfer, dan pemanasan global adalah bidang kajian yang ditangani oleh teknologi green chemistry.
3. Masalah sumber daya alam yang kian menipis. Eksploitasi yang berlebihan atas sumber daya alam tak terbaharui, menyebabkan ketidakseimbangan pada skala yang memprihatinkan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan melalui green chemistry ialah sintesis bahan bakar yang dapat diperbaharui secara berkesinambungan baik dari segi ekonomi dan teknologi seperti: teknologi biomassa, teknologi nanosains, biosolar, efisiensi karbondioksida , zat chitin dan pengolahan limbah.
4. Masalah kekurangan pangan. Ketika terjadi kelangkaan pangan maka aliran distribusi pun melemah. Sayangnya metode pertanian sekarang ini tak mampu lagi mengatasi masalah pangan di masa mendatang. Untuk itu perlu adanya metode baru dalam mengatasi masalah pangan ini dan green chemistry secara sains dapat berperan dalam teknologi produksi makanan masa depan
5. Masalah alam lingkungan yang semakin terpolusi. Penerapan green chemistry pada penelitian dan proses produksi yang dilakukan secara konsisten dan tepat, dapat mengurangi bahkan menghilangkan senyawa beracun yang berdampak manusia, biosfer dan lingkungan sekitar.
Aplikasi dan Peran Mahasiswa
Mengacu pada 12 prinsip dalam penerapan green chemistry, maka orang-orang yang berkecimpung di bidang kimia memainkan peranan penting dalam pelaksanaanya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang berkecimpung di bidang lain untuk ikut serta mengembangkan green chemistry, bahkan di masa datang selayaknya industri penjamin kemandirian bangsa adalah industri nasional berbasis riset yang menggunakan bahan baku lokal disertai dengan sistem manajemen sumber daya alam yang baik dan teknologi nasional hasil karya anak bangsa. Di sini mahasiswa menjadi salah satu aspek yang diandalkan. Mahasiswa diharapkan mampu terus berinovasi mengembangkan teknologi tanpa mengabaikan lingkungan hidup. Berbagai langkah dapat dilakukan untuk mengaplikasikan program green chemistry ini.
Mahasiswa yang langsung berinteraksi di laboratorium dapat diarahkan untuk mengembangkan katalis yang bekerja seperti enzim, katalis tersebut dinamakan tetra-amido-macrocyclic ligand activators (TAML). TAML yang bekerja bersama hidrogen peroksida (H2O2) mampu meniru kerja enzim tubuh manusia untuk mengurai toksin yang berbahaya seperti pestisida, pewarna tekstil, dan detergen. TAML juga mampu menurunkan tingkat polusi bau, menjernihkan air, hingga bersifat disinfektan dengan membunuh bakteri setingkat anthrax. TAML diyakini dapat merevolusi penggunaan klorin sebagai anti-polutan yang sudah banyak digunakan masyarakat dan dunia industri. Pada tingkat laboratorium, TAML dianggap cukup menjanjikan, tetapi pada tingkat industri lain lagi permasalahannya. TAML masih harus diuji coba kembali untuk mengobservasi efeknya pada lingkungan bila digunakan dalam jumlah yang tidak sedikit. Jangan sampai TAML justru menjadi polutan baru yang tidak teratasi lagi (Collins J, et.al.,2006). Sikap kreatif mahasiswa juga dapat diaplikasikan dengan menciptakan bahan bakar ramah lingkungan dan biodegradable (dapat didegradasi). Seperti cairan pelumas ramah lingkungan yang telah dikembangkan tim riset dari Universitas Huelv, minyak pelumas ini berbahan minyak ricin, minyak protein beracun dari tumbuhan jarak, dan turunan selulosa serta dapat didaur ulang (Franco, JM., 2009). Di bidang tekstil mahasiswa juga dapat memberikan solusi bagi pabrik tekstil agar menghasilkan limbah yang lebih aman, misalnya dalam memproduksi nilon-6 untuk diganti dengan Nilon-66, untuk menghindari kelemahan yang ada, tetapi belum bisa dipandang sebagai solusi terbaik. Artinya, mendesain metoda atau zat kimia alternatif adalah pilihan berikutnya (Nuramdhani, 2009). Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk dapat menemukan pilihan alternatif untuk hasil residu yang aman dari suatu proses produksi bahan kimia.
Selain itu mahasiswa yang tidak berkecimpung di laboratorium secara langsung dapat memberikan pengertian pada masyarakat tentang green chemistry mengingat masih minimnya pengetahuan mereka tentang penggunaan bahan kimia dan dampaknya bagi kehidupan. Hal ini dapat direalisasikan dalam bentuk talk show maupun seminar yang dapat diikuti oleh masyarakat maupun para pekerja di bidang kimia, sehingga program green chemistry dapat terlaksana secara menyeluruh.
Kesimpulan
Perkembangan teknologi di bidang kimia telah menuntut kimiawan untuk menciptakan bahan kimia dan residu yang ramah lingkungan. Sehingga green chemistry merupakan solusi yang tepat karena dalam hal penemuan, rancangan dan aplikasi produknya termasuk proses yang dijaga dari penggunaan bahan beracun atau zat yang berbahaya bagi kehidupan serta hampir seluruh produk untuk keperluan sehari-hari adalah produk kimiawi. Beberapa hal di atas, menunjukkan bahwa green chemistry mampu memberikan kontribusi yang sangat besar dan fundamental terhadap kelestarian hidup di planet bumi yang kita cintai. Sehingga sudah sepatutnya gerakan ini didukung oleh semua pihak terutama kalangan industri, pemerintah, dan mahasiswa yang merupakan aset bangsa sehingga diharapkan mampu menjadi inisiator serta mengembangkan berbagai teknologi ramah lingkungan.


Daftar Pustaka
Anastas, P.T. & Warner, J. C., 1998, Green Chemistry: Theory and Practice, Oxford University Press, New York.
Collins J., Terrence and Chip Walter, 2006, Little Green Molecules, Scientific American, Maret 2006, 62-69.
Daud, J.R.P, 2005, Pencemaran Lingkungan, http://pahlano.multiply.com. , diakses tanggal 23 Juni 2010.
Fitri, N., 2009, Masyarakat Belum Mengenal Ilmu Kimia dengan Baik, Milad (Dies Natalis) Ke-66 Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Franco, JM., 2009, Pelumas Industri 'Hijau' Dikembangkan, Harian Republika, 15 Juli 2009. www.republika.co.id. , diakses tanggal 23 Juni 2010.
Herman, D.Z., 2006, Tinjauan Terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari Sisa Pengolahan Bijih Logam, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 1 Maret 2006: 31-36.
Noyori, R., 2005, Pursuing Practical Elegance In Chemical Synthesis, Chemical Communication, (14), 1807-1811.
Nuramdani, .I., 2009, Proses Hijau Alternatif Proses Bersih Produksi Nilon-6, Think Textiles Kolom Sains dan Teknologi Tekstil, Edisi Khusus Cetak-Juli 2009:3-4, www.thinktextiles.blogspot.com. , diakses tanggal 26 Juni 2010.
Palgunadi, J., 2007, Kimia Hijau, “new but old stuff” yang sedang trendi, http://matainginbicara.wordpress.com. , diakses tanggal 23 Juni 2010.