Minggu, 29 Mei 2011

Benarkah Triklosan Aman??

Sebenarnya apa sih triklosan, kok kerap kali ‘didengungkan’ oleh perusahaan sabun, pasta gigi dan sebagainya?? Sebenarnya udah banyak penelitian yang menyatakan bahwa sabun antibakteri /antiseptik yang mengandung triklosan dan triclocarban dapat membahayakan kesehatan manusia dan juga lingkungan. Padahal sabun antibakteri yang menjanjikan dapat membunuh kuman tampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat. Triklosan adalah senyawa kimia yang digunakan secara luas dalam produk seperti sabun antibakteri dan pasta gigi. Sebenarnya bahan kimia ini berada dalam golongan bahan yang merusak lingkungan—disebut endrocrine-disrupting compounds (EDCs)—yang dipercaya memiliki akibat negatif terhadap kesehatan manusia dengan cara meniru atau memengaruhi hormon.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sabun antibakteri yang mengandung triklosan dan triclocarban diduga dapat merusak organ reproduksi, menurunkan kualitas sperma, serta produksi tiroid dan hormon seks. Triklosan dan triclocarban telah dikaitkan dengan gangguan endokrin, dengan dampak potensial yang merugikan perkembangan seksual dan saraf. Selain dalam sabun antibakteri, triklosan juga sering dipakai dalam pasta gigi dan kosmetik. Bahkan saat pertama kali ditemukan 50 tahun lalu, senyawa ini juga digunakan untuk membersihkan permukaan kulit saat operasi. Penelitian lain menemukan bahwa kandungan triklosan pada pasta gigi yang seharusnya dapat mencegah pertumbuhan bakteri, malah dapat menyebabkan kuman-kuman makin kebal terhadap antibiotik. Selain itu triklosan pada pasta gigi juga dapat dapat mengganggu aliran darah ke rahim, sehingga menyebabkan kelaparan otak janin. Padahal oksigen sangat diperlukan untuk perkembangan otak janin. Hal ini dikarenakan Triklosan dapat mengganggu enzim yang memungkinkan hormon estrogen beredar di rahim. Estrogen membantu untuk membuka arteri utama yang membawa darah kaya oksigen ke janin. Jika terlalu sedikit, arteri ini menyempit dan pasokan oksigen akan habis.

Penelitian laboratorium menunjukkan senyawa ini dapat menyebabkan mutasi gen pada beberapa jenis bakteri, di antaranya E coli, salmonella dan listeria. Dikhawatirkan mutasi itu akan membuat pengobatan infeksi menjadi tidak efektif. Tak hanya itu, penelitian terbaru juga menemukan bahwa triklosan dan triclocarban dapat merusak lingkungan, terutama menyebabkan polusi air dan tanah. Dilansir Medindia, Senin (15/11/2010), limbah triklosan dan triclocarban yang terbawa oleh air akan bercampur dengan tanah dan lingkungan air alami. Limbah triklosan dan triclocarban ini berbahaya karena tidak dapat terurai selama berbulan-bulan bahkan hingga tahunan. Bahan kimia dari senyawa ini terdiri dari struktur cincin benzena yang terklorinasi, sehingga membuatnya sangat sulit untuk dipecah atau terurai. Selain itu, kedua senyawa ini juga menolak air atau hidrofobik, cenderung menempel pada partikel, sehingga mengakibatkan penurunan ketersediaan proses dan merusak fasilitasi transportasi jangka panjang dalam air dan udara. Bahkan sebuah studi menemukan bahwa akumulasi triklosan di air menyebabkan pencemaran di pantai. (vick’s)

[Dikutip dari detik health dengan berbagai perubahan]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar